CIREBON — Upaya meningkatkan mutu pendidikan dasar di Kabupaten Cirebon terus didorong melalui inovasi pembelajaran. Salah satunya, uji kelayakan Metode Aritmatika Stenomat yang digelar Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Cirebon bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Sabtu (30/8/2025), di Ruang Rapat PCNU Kabupaten Cirebon.
Metode berhitung menggunakan jari yang dikembangkan Nanang Anwarudin, S.Si ini mendapat respons positif dari berbagai kalangan, baik pendidik, pengawas, kepala sekolah, hingga dunia usaha.
Lebih Mudah Dipahami Siswa
Penemu metode, Nanang Anwarudin, memaparkan bahwa Stenomat merupakan pengembangan dari Mantra Perkalian Stenomat yang memperoleh hak cipta pada 2013. Dengan tagline “menghitung semudah menggerakkan jari”, metode ini diyakini mampu mempermudah siswa dalam menguasai operasi aritmatika dasar.
“Metode ini lahir dari keprihatinan melihat anak-anak yang kesulitan berhitung. Prinsipnya sederhana, tapi bisa menjadi pintu masuk untuk meningkatkan literasi numerasi di sekolah dasar maupun madrasah,” ujar Nanang.
Mendukung Peningkatan Mutu Pendidikan
Ketua PC ISNU Kabupaten Cirebon, Udin Jaenudin, M.Pd, menegaskan bahwa inovasi lokal seperti Stenomat penting untuk mendukung capaian pendidikan nasional. Ia merujuk pada hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2022, yang menempatkan Indonesia di peringkat 69 dari 81 negara.
“Tes PISA 2022 digelar sembilan tahun setelah kurikulum tematik diterapkan pada 2013. Artinya, dampak suatu metode pendidikan baru akan terlihat minimal sembilan tahun kemudian. Karena itu, Stenomat menjadi peluang untuk perbaikan jangka panjang,” kata Udin.
Didukung Dunia Pendidikan
Kasi Kurikulum Bidang Pendidikan SD Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Asep M. Muflih Hakim, S.Sos., M.Si, menilai metode ini sejalan dengan kebutuhan guru di lapangan.
“Guru SD membutuhkan metode praktis yang bisa langsung diterapkan. Stenomat bisa menjadi solusi karena sederhana namun sistematis,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua Forum Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kabupaten Cirebon, H. Sultoni, S.Pd. Menurutnya, kepala sekolah di tingkat SD maupun MI perlu didorong untuk segera mengadopsi metode ini.
“Kalau diterapkan serentak, kita optimistis kemampuan berhitung siswa akan meningkat signifikan,” kata Sultoni.
Sementara itu, Koordinator Pengawas Sekolah Dasar Kabupaten Cirebon, H. Nano Sutarno, M.Pd, menilai Stenomat layak diimplementasikan secara luas.
“Numerasi adalah fondasi. Kalau anak-anak sudah kuat berhitung sejak dini, mereka akan lebih mudah menyerap materi pelajaran lain,” ucap Nano.
Dukungan Dunia Usaha untuk Generasi Emas
Tak hanya dari kalangan pendidikan, dukungan juga datang dari dunia usaha. Komisaris Utama PT Roda Lestari Utama, Dade Rosadi, menyebut Stenomat sebagai inovasi strategis menuju visi Indonesia Emas 2045.
“Kami berharap metode ini bukan hanya jadi alat bantu di kelas, tapi juga menjadi kontribusi nyata Cirebon untuk mencetak generasi emas,” ungkap Dade.
Acara diakhiri dengan doa bersama setelah sambutan para pihak. Seluruh peserta menyatakan komitmennya untuk mendorong penerapan Stenomat di sekolah dasar dan madrasah sebagai terobosan peningkatan literasi numerasi di Kabupaten Cirebon. Karena sebelumnya, 30 Agustus 2025 uji kelayakan metode aritmatika Stenomat telah dinyatakan sangat layak oleh Kemenag Kabupaten Cirebon dan dapat diterapkan kepada seluruh peserta didik madrasah ibtidaiyah. (Suhana)


Social Header